Minggu, 17 April 2016

UTS Media Cetak


1.      Contoh Kasus     :
Delay Pesawat Lion Air
Ratusan penumpang maskapai penerbangan Lion Air mengamuk sejak pagi di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Akibatnya, semua counter tiket Lion Air yang berada di Terminal 1 tutup.
Salah seorang penumpang pesawat yang hendak terbang ke Solo, Wahyu Muryadi, mengatakan penumpang yang mengamuk adalah penumpang Lion Air rute Padang-Jakarta, yang penerbangannya terlambat sekitar tujuh jam. "Seharusnya pesawat yang terbang dari Padang pukul 20.20, mendarat pukul 22.00, tapi baru mendarat pukul 04.00 di Bandara Soekarno-Hatta. Dilaporkan ada dua pesawat. Penumpang mau minta kompensasi, tapi pihak Lion Air sepertinya tidak ada koordinasi, pihak accounting tidak jalan. Begitu counter pertama dibuka, para penumpang langsung mengamuk, bahkan ada yang melempar botol minuman. Akhirnya, karena takut, maka semua counter ditutup," kata Wahyu, yang masih berada di Terminal 1 ketika dihubungi Jumat, 18 Oktober 2013.
Menurut Wahyu, berdasarkan cerita salah seorang penumpang, Novis Indra, penumpang awalnya hendak minta klaim keterlambatan sebesar Rp 300 ribu karena telah mendapat faktur klaim dari Padang untuk dicairkan setelah tiba di Jakarta. Tapi petugas counter tidak begitu paham prosedur. Selain itu, penumpang merasa diabaikan dan tidak dilayani. Hal inilah yang menyulut kemarahan penumpang tersebut.
Tapi, pihak Lion Air telah menemui para penumpang untuk mengatasi keributan tersebut. Chief Pasasi Lion Air, Ronaldo Caesar, mengatakan para penumpang kini telah masuk ke ruang tunggu atau Lounge Lion Air. Lion Air telah memproses klaim keterlambatan sebesar Rp 300 ribu. "Sembari menunggu, mereka kita sediakan sarapan di Lounge. Jumlah penumpang kira-kira 215. Kami kini memberikan apa yang menjadi hak penumpang," katanya kepada Tempo.
Ketika ditanya mengenai keterlambatan pesawat dari Padang dan penyebabnya, Ronaldo mengaku belum mengetahui hal tersebut karena ia baru masuk shift pagi. "Mengenai penyebab, yang tahu yang di Padang. Kami hanya memenuhi yang diminta penumpang di sini," katanya.

Penjelasan Masalah
Apa yang salah dari PR Lion Air pada saat terjadinya Delay 17 Oktober 2013 lalu?
Keterlambatan penerbangan maskapai Lion Air selama tujuh jam di rute Padang - Jakarta disebabkan kurangnya ban cadangan pesawat. "Kami memutuskan untuk tidak mengoperasikan pesawat yang seharusnya ganti ban," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, saat ditemui di kantornya pada Jumat, 18 Oktober 2013.
Edward berdalih tipisnya stok ban serep karena tertahan di pelabuhan Tanjung Priok. Ban berjumlah empat kontainer atau 800 unit itu, menurut Edward, tertahan karena proses administrasi dan dokumentasi tambahan yang harus dilengkapi. "Juga bertepatan dengan adanya libur panjang hari raya Idul Adha," katanya.
Penundaan penerbangan bertambah ricuh karena pembayaran kompensasi kepada penumpang tidak lancar. Menurut Edward ketidaklancaran itu disebabkan petugas Lion Air kehabisan dana tunai. Sebagai antisipasi penumpang diminta menuliskan nomor rekening masing-masing. Dana kompensasi delay akan ditransfer menyusul. Menurut Edward cara ini dipilih mengacu peraturan Menteri Perhubungan. "Hingga saat ini, belum selesai proses pembayaran kompensasinya."
Dia mengklaim kompensasi total yang mencapai Rp 3 miliar sudah termasuk ongkos makan malam penumpang, dan biaya hotel untuk penumpang yang diterbangkan keesokan harinya. Adapun penerbangan Batam-Jakarta yang ditunda hingga keesokan harinya, penumpang diberikan akomodasi penginapan di hotel.
Delay ini menyebabkan Edward pesimistis perseroan mampu mencapai target 92 persen on-time performance (OTP). Hingga September lalu OTP tercapai hanya 63 persen. Edward mengakui kesalahan ada pada pihak Lion Air. Kesalahan disebabkan manajemen yang tidak cekatan mengantisipasi regulasi untuk kelengkapan penerbangan. Penyebab keterlambatan di antaranya 8 persen gangguan teknis, 2 persen komersil, 17 persen cuaca, dan 50 persen otoritas.
Edward membantah bahwa Lion Air tidak berupaya memperbaiki kinerja. "Kami diawasi oleh expert airline dari Eropa," katanya. Manajemen juga merogoh Rp 150 miliar untuk training ground-staff.
Sebelumnya, pada Kamis, 17 Oktober, beberapa rute penerbangan Lion Air, di antaranya Jakarta - Makassar, Jakarta - Padang, Jakarta - Batam, dan Jakarta - Surabaya mengalami penundaan lebih dari 4 jam. "Kami memohon maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan yang terjadi," kata Edward.
Pemberitaan yang cepat menuntut seorang Public Relations untuk bersikap cekatan, Hal yang salah adalah seorang Public Relations dari Lion Air tidak segera meminta maaf dan memberikan klarifikasi. Secara singkat dapat dilihat dari skema dibawah ini.
Media mengekspos
Tidak adanya respon seorang PR
Timbul kemarahan dari para calon penumpang
PR masih belum muncul
Media mencari sumber dari orang-orang yang tidak berhak
Terjadi kesimpang-siuran
Opini publik yang buruk
 














2.      Pemetaan komunikan yang akan menjadi target komunikasinya ?
Yang menjadi target pemetaan komunikasi dari delay pesawat Lion Air adalah para penumpang Lion Air yang terjadi penundaan pernerbangan yang cukup lama dan juga para konsumen Lion Air yang senantiasa mempercayakan saat berpergian menggunakan jasa transportasi pesawat Lion Air,
3.      Strategi menyelesaikan masalah ?
Hal awal yang dilakukan dalam menyelesaikan hal ini sebaiknya seorang public relations meminta maaf terlebih dahulu.  “An apology is the super glue of life. It can repair just about anything.” Lynn Johnston. Setelah permintaan maaf telah diucapkan, dalam kasus ini pemberian klaim keterlambatan harus segera diberikan, Memang pihak lion Air pada akhirnya memberikan klaim keterlambatan tersebut. Namun, pemberiannya dinilai para penumpang terlambat yang pada akhirnya menimbulkan amarah dari para penumpang.
Setelah meminta maaf, hal yang tidak kalah penting adalah pemberian klarifikasi. Klarifikasi disini bertujuan menunjukkan alasan keterlambatan sehingga publik dapat menerimannya. Penyampaian klarifikasi ini hendaknya mengungkapkan alasan sejujur-jujurnya. Sebagai contoh seperti yang terjadi pada saat presiden AS Bill Clinton yang ternyata memiliki istri simpanan, rakyat sebenarnya tidak memperdulikan hal ini, namun rakyat kesal mengapa Bill Clinton tidak berterus terang, karena mereka menganggap bahwa mereka tidak ingin memiliki seorang pemimpin yang tidak jujur. Dari peristiwa ini dapat ditarik benang merah bahwa apapun alasannya, ketika seorang public relations berterus terang, maka publikpun dapat menerima.
Diatas, adalah cara yang dapat dilakukan sebagai penyelesaian masalah utama, kemudian yang tidak kalah penting adalah mengembalikan opini publik ke arah yang baik lagi. Disini apa yang dapat dilakukan seorang Public Relations ?
Yang dapat dilakukan adalah menjaga citra baik yang telah melekat pada maskapai Lion Air, Lion Air sebagai pelopor penerbangan murah, Low Cost Carriers (LCC) dengan motto “We make people fly” seharusnya tetap mempertahankan hal ini, dan melakukan publikasi mengenai hal-hal yang positif dari maskapai Lion Air yang sudah ada. Diantaranya :
A.           Kapasitas / Daya Tampung
Persaingan bisnis penerbangan yang semakin marak, tidak cukup dimenangkan dengan perang tarif saja. Dalam rangka persaingan dan permintaan yang tinggi , maka Lion Air menambahkan daya tampung pesawatnya. Seperti MD- dan Boeing 737- 300,400 daya tampung dengan 120 - 150 seat. Diganti dengan Boeing 737-900ER dengan + 217 seat. Selain itu direncanakan juga pesawat wide body (berbadan besar) berkapasitas 400-500 penumpang seperti B-737-400. (ke beberapa negara Asia), hingga merambah penerbangan antarbenua (termasuk ke Eropa).
B.            Technology
Pesawat Lion Air adalah maskapai penerbangan swasta terbesar, Lion Air mengaplikasikan teknologi Required Navigation Performance pada 25 pesawat baru jenis Boeing 737-900ER untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan (safety). " Secara umum manuver pesawat lebih smooth,"
C.       Services
Lion Air menerapkan tarif murah low cost carrier (LCC), reservasi via Internet, dan adanya home- base di setiap kota merupakan Strategi inovasi pelayanan dari Lion air, selain juga layanan alternatif seperti SMS Booking, Lion Air Passport dan Mobile Check-in dan lain – lain. Semua ini adalah service yang diberikan oleh Lion kepada custemornya
D.    Branding
Merk merupakan aset yang sangat penting perusahaan Lion. Brand equity dari Lion Air telah terbentuk melalui proses yang panjang. Mulai dari pesawat jenis DAS X- Q 300, Wings Air sebagai feeder sampai pada merk Lion Air dengan motto low cost carrier maka merk Lion Air menjadi merk dengan brand equity yang kuat Brand loyalty dari Lion Air juga kuat. Ini merupakan hasil dari pengembangan front office yang dibuat semakin banyak dan lebih mudah untuk mendapatkannya, selain itu strategi promosi yang dilakukan dengan slogan “low cost carrier (LCC)”.
Dengan adanya publikasi seperti ini diharapkan opini publik terhadap maskapai penerbangan Lion Air dapat kembali membaik.
4.      Media apa saja yang digunakan dan juga alasanya ?
Media yang digunakan untuk mengklarifikasi permasalah delay pesawat Lion Air yaitu media cetak nasional dan media elektronik nasional. Media cetak yang digunakan yaitu : Harian Indonesia, Jawa Pos, Kabar Nasional, KOMPAS, Koran Jakarta, Koran Tempo, Media Indonesia, Merdeka, Pos Kota, Rakyat Merdeka, Republika dan media elektroniknya yaitu : Televisi Nasional : TVRI, Indosiar, NET, RCTI, SCTV, Metro TV, TV One, ANTV, Trans 7, Trans TV, MNCTV, Global Tv, iNews TV, Kompas TV. Radio Nasional : HARD ROCK FM, MUSTANG FM, GLOBAL RADIO FM , ELSHINTA RADIO FM, BENS RADIO FM . Mengapa Lion Air menggunakan media nasional baik itu cetak maupun elektronik, karena penumpang Lion Air tidak hanya di jakarta saja dan para konsumen Lion di seluruh indonesia itu alasanya menggunakan media nasional. Supaya klarifikasi yang dilakukan oleh perusahaan Lion Air

Tidak ada komentar:

Posting Komentar